LARUT MALAM MENCEKAM DI JALAN GULA SURABAYA

Suasana Jalan Gula Surabaya saat malam hari

Jalan Gula bagi sebagian besar orang Surabaya mungkin tidak mengenal keberadaan jalan ini dan ada apa di jalan ini termasuk saya hehehe. Namun berkat unggahan dan postingan para blogger atau penggiat sosial media lain, tempat ini menjadi tujuan wisata terutama para pencinta fotografi untuk berkunjung.

Sempat lama bersitegang dengan Upik Abu karena saya ingin jalan jalan malam ke tempat ini sendirian sekaligus keliling di daerah Kota Tua Surabaya, akhirnya saya diijinkan oleh istri saya tercinta tersebut. Berangkat dari daerah Krian Surabaya sekitar jam 11 malam saya ditemani si "Putih" motor matic kecil milik Upik Abu.

Sekitar jam 12 malam saya sudah berada di daerah Bubutan Surabaya, beberapa jepretan dari kamera Ipad cukup mumpuni hasilnya. Trotoar kota Surabaya nampak sangat ramah dengan pejalan kaki, walaupun di beberapa sisi jalan pedagang asongan masih saja "nakal" menempatkan lapak lapak mereka di daerah yang harusnya "terlarang" bagi mereka.

Lanjut ke Tugu Pahlawan saya berhenti sejenak mengabadikan bangunan tersebut yang nampak berwarna warni dengan nyala yang bergantian warna setiap kalinya. Saya kurang tahu apakah ada momen khusus saat itu sehingga ada nyala lampu warna warni di Tugu Pahlawan ataukah memang setiap malamnya selalu menyala seperti itu.

Lanjut saya menyusuri jalan Veteran diseberang kantor Pos Besar atau persis di sebelah kantor Bank Indonesia, kemudian memasuki wilayah Semut orang Surabaya kerap memanggilnya, saya belok ke kanan setelah jembatan. Daerah tersebut kerap disebut wilayah Bongkaran karena saat pagi hingga sore hari memang daerah tersebut sibuk dengan aktifitas bongkar muat barang dagangan.

Di dekat wilayah itulah Jalan Gula berada, tepatnya di sisi kanan jalan yang menuju Jembatan Merah. Jalanan ini hanya satu arah bagi kendaraan bermotor. Dan jujur saja sebagai orang Surabaya asli saya juga merinding ke tempat ini saat malam hari, karena wilayah ini bagi saya agak rawan karena diatas jam 9 malam saja sudah tidak ada aktifitas di wilayah ini.

Saya hanya berhenti sebentar di sisi kiri jalan, di seberang Jalan Gula. Saya keluarkan Ipad dengan hati hati dan melirik kanan kiri serta melihat dari spion belakang siapa tahu ada yang membuntuti saya. Suasana sudah sangat sepi tak nampak kendaraan atau orang melintas malam itu. 

Beberapa jepretan foto sempat saya ambil dengan menggunakan blitz, karena tanpa itu tidak akan ada gambar yang saya dapat mengingat kurangnya pencahayan di sekitar.

Jepretan foto dengan menggunakan blitz di tempat yang agak rawan kadang mengundang resiko karena bisa memancing perhatian akibat cahaya yang ditimbulkan.

Setelah beberapa jepretan foto saya dapat, saya coba mengamati Jalan Gula tersebut. Jalan itu sebenarnya jalanan kampung biasa namun yang menjadi istimewa di kalangan para pencinta fotografi adalah kesan antik dan kuno dari bangunan di sisi kanan dan kiri jalan. Tembok yang sudah lapuk dan termakan usia menjadi daya tarik sendiri untuk seni fotografi.

Saya hanya bisa berharap bahwa pernyataan bu Risma tentang hendak merevitalisasi kawasan Kota Lama Surabaya segera menjadi kenyataan. Jujur saya ingin melihat wilayah tersebut menjadi ramai oleh para wisatawan seperti halnya Kota Tua di Jakarta dan Semarang yang selangkah sudah lebih maju. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Krian Ke Surabaya Naik Apa???

SHUTTLE BUS GRATIS PENGHUBUNG TERMINAL 1 DAN 2 BANDARA INTERNASIONAL JUANDA

BUS DAMRI DARI TERMINAL BUNGURASIH KE BANDARA JUANDA